Saturday, December 23, 2006

Pelatikan Dewan Penyantun IPDN

Mendagri M Ma’ruf mengajak seluruh gubernur agar memiliki sense of belonging (rasa memiliki) terhadap Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Sebab, IPDN yang menghasilkan kader-kader di pemerintahan itu bukan hanya milik pemerintah pusat (Depdagri), namun juga milik semua daerah. Mendagri mengatakan hal itu ketika mengukuhkan beberapa gubernur sebagai Dewan Penyantun IPDN di Kampus IPDN, Jatinangor, Jawa Barat, Jumat (1/12).

Acara pengukuhan Dewan Penyantun ini merupakan rangkaian dari rapat kerja gubernur (Rakergub) se-Indonesia yang berlangsung pada tempat yang sama sehari sebelumnya. Gubri HM Rusli Zainal SE termasuk salah satu gubernur yang dikukuhkan sebagai anggota

Dewan Penyantun. ‘’Saya tekankan bahwa IPDN adalah milik kita semua. IPDN bukan hanya milik pemerintah pusat (Depdagri), tetapi juga milik Pemda,’’ tegas Mendagri.

Seperti diketahui, para mahasiswa atau praja yang kuliah di IPDN merupakan utusan dari masing-masing provinsi. Dari Provinsi Riau saja, ada sekitar 300 praja. Mereka berasal dari berbagai kabupaten/kota se-Riau. Setiap tahun ada sekitar 15 ribu orang dari berbagai provinsi yang mendaftar untuk ikut tes masuk IPDN.

Namun yang diterima hanya seribu orang, sehingga sangat kompetitif. Terkait pengukuhan Dewan Penyantun, Mendagri berharap akan ada kemajuan dan perbaikan bagi IPDN ke depan. Sebab, Dewan Penyantun merupakan salah satu komponen utama dalam lembaga IPDN. Dewan Penyantun perlu dibentuk untuk memberikan nasehat, pertimbangan dan dukungan bagi pengembangan IPDN ke depan.

Apalagi IPDN sebagai lembaga pendidikan kedinasan di lingkungan Depdagri harus menghasilkan kader pemerintahan yang handal, professional, disiplin dan memiliki jiwa kenegarawanan. ‘’Ini merupakan tugas yang berat bagi kita semua,’’ ucap Mendagri lagi. Sebelumnya, sistem pengajaran di IPDN (dulu namanya STPDN), sempat mendapat sorotan banyak kalangan karena dinilai terlalu keras dan terkesan militeristik. Bahkan ada beberapa praja yang harus menemui ajal karena diduga dianiaya kakak tingkatnya. Sistem senioritas sangat berpengaruh di IPDN, sehingga praja yang baru ada yang diperlakukan kurang baik oleh kakak tingkatnya. Namun kini, seiring dengan berubahnya STPDN menjadi IPDN, banyak perubahan yang terjadi. Termasuk beberapa kali mendatangkan da’i kondang KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) untuk memberikan nasehat keagamaan bagi para praja.


No comments: